SONGKET BUKITTINGGI
Songket
adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai
hiasan dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang
lungsin. Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan
bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil".
Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya yaitu dengan cara mengaitkan dan
mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.
Terletak 10 Kilometer
dari Bukittinggi, Pandai Sikek merupakan pusat kerajinan Songket, dan Ukiran
Kayu. Desa ini menghasilkan tenunan Songket yang merupakan salah satu tenunan
terbaik di Indonesia yang pembuatannya rata-rata membutuhkan waktu relatif
cukup lama dan ukiran-ukiran kayu dengan motif-motif alam banyak dijumpai pada
ukiran-ukiran yang terdapat di Rumah-rumah Gadang tradisonal
Tenunan Songket
adalah kain tradisional Minangkabau yang biasanya digunakan sebagai pakaian
adat yang dipakai pada acara-acara tradisional. Kain tenunan Songket biasanya
dikenakan pada saat acara-acara perkawinan dan acara-acara pertemuan adat.
Tenunan ini dibuat dengan menggunakan metode tradisional dengan motif-motif
yang biasanya diambil dari alam dan lingkungan dan sering menampilkan
motif-motif tanaman. Membuat songket jenis benang satu ini diperlukan
ketelitian yang tinggi karena dalam proses menenunnya, benang harus helai demi
helai dimasukkan.
Tenunan Pandai Sikek
sangat indah dengan beragam motif dan warna. Warna songket tak jarang mengikuti
trend mode seperti merah menyala, biru, krem, dan kecoklatan. Harga songket
mulai Rp700 ribu sampai Rp7 juta per set, terdiri dari kain songket dan
selendang. Harga lebih ditentukan kerumitan pengerjaan motif. Selembar songket
termahal, Rp7 juta misalnya, adalah songket tiruan dari songket kuno Minangkabau.
5 komentar:
cantik ya warnanya..
bisa nie jadi buah tangan,,,
songketnya terlihay elegan, cocok untuk k acara2 gitu..
warnanya menarik, terlihat mewah..
elegan.
cantik, lebih d tingkatkan lagi agar lebih dikenal di pasar..
Posting Komentar